Pura Pura Tuli

Rabu0 komentar


Hatim adalah seorang tokoh sufi dari Khurasan, Iran. Ia dikenal orang pada masanya sebagai seseorang yang memiliki cacat fisik, yaitu tuli atau kurang pendengar­an. Kalau orang ingin bicara dengannya, dia haruslah berbicara keras-keras dan mengulanginya beberapa kali. Akibatnya, orang menjadi malas berbicara kepadanya. Mereka tidak memedulikan Hatim, padahal ia sedang berkumpul bersama mereka. Orang-orang sibuk saling berbicara tanpa melibatkan Hatim.
Namun, sebagian orang yakin Hatim hanya pura- pura tuli saja. Apa pun yang dilakukan Hatim, tidak lepas dari pengamatan orang-orang yang penasaran itu. Di suatu pagi, Hatim merasa terganggu oleh sebuah sua­ra. Akhirnya, diketahui suara itu berasal dari seekor lalat yang teijerat jaring laba-laba. Lalat yang terperangkap itu berusaha melepaskan diri. Setiap kepakan sayapnya malah membuat sayapnya menjadi terkoyak. Hatim me­mandang lalat itu dengan sedih.
“Wahai kau yang terbelenggu keserakahanmu sen­diri, bersabarlah. Di mana pun terdapat umpan yang sangat menarik, di situlah para pemburu dan perangkap sedang mengintaimu.”
Seseorang yang berhasil mengetahui peristiwa itu langsung berkata, “Sungguh mengherankan kau dapat mendengar dengungan seekor lalat yang sulit kami dengar. Itu menunjukkan pendengaranmu lebih tajam dibanding kami. Kalau orang-orang mengetahui hal ini, tentu mereka tidak akan percaya bahwa kau kurang pen­dengaran.”
Hatim pun menjawab, “Menjadi tuli lebih baik dari­pada mendengar omong kosong. Aku berpura-pura tuli agar aku dapat menghindari puji-pujian yang orang- orang berikan kepadaku. Orang-orang yang duduk bersamaku cenderung menutupi kesalahan-kesalahanku dan hanya mengatakan segala kebaikanku. Hal itu hanya akan membuatku tinggi hati. Kalau orang-orang mengira aku tuli, mereka akan dengan bebas mengata­kan kebaikan dan keburukanku. Dari ungkapan-ungka­pan mereka tentang keburukanku, aku menjadi terpacu untuk menjauhkan diri dari keburukan tersebut.”
Kebanyakan orang, mungkin tidak siap berbuat seperti yang Hatim lakukan (pura-pura tuli). Namun, Hatim tidak ingin dirinya terjerumus ke dalam sumur dosa hanya gara-gara seuntai pujian. ” 
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2012. MHM GATSU - All Rights Reserved MHM Gatsu